Analisis Strategis "Peningkatan Ekspor Indonesia"

Peningkatan ekspor juga terlihat dengan negara tujuan Korea menyusul adanya Asean-Korea Free Trade Agreement (AKTFA).



Selama Januari-Febuari 2010 ekspor non migas ke Korea mengalami peningkatan 111,5% atau sebesar US$1,03 miliar bila dibanding tahun lalu.



Walau terjadi peningkatan signifigan terhadap negara-negara yang menjalani kerjasama FTA, Ma-hendra mengatakan Indonesia tidak akan semena-mena dalam membuat perjanjian FTA dengan negara-negara tujuan ekspor. “Kami akan lihat untung ruginya terlebihdahulu terutama yang bilateral,terangnya.

Mahendra menilai yang lebih ideal untuk meningkatkan perdagangan dengan negara lain adalah dengan diselesaikannya putaran doho. “Kalau ini selesai tidak perlu adanya FTA, makanya kita akan mendukung penyelesaian ini, “terangnya.



Sementara itu, mengenai langkah antisipasi dampak implementasi perdagangan CAFTA, China harus meningkatkan nilai impornya karena neraca perdagangan mereka surplus terhadap Indonesia.



Selanjutnya, China akan memberi fasilitasi seperti bantuan promosi dan peningkatan daya saing untuk meningkatkan impor dari Indonesia.

”Dengan fasilitas tersebut diharapkan produk Indonesia akan dapat masuk ke China sesuai permintaan disana Teknisinya akan dibahas oleh tim kerja yang melibatkan wakil-pemerintah serta akan memfasilitasi kerjasama diantara asosiasi bisnis terkait dari kedua negara, “katanya.



Perjanjian ini tertuang dalam Agreed Minutes yang ditandatangani saat kunjungan Mendag China, Chen Deming, pekan lalu. Dalam perjanjian tersebut disebutkan, apabila terjadi ketidak seimbangan neraca perdagangan, maka pihak yang surplus wajib melaksanakan langkah-langkah untuk meningkatkan impor.





Sedangkan secara kumulatif pertumbuhan ekonomi semester I-2008 dibandingkan dengan semester I-2007 juga sebesar 6,4%.



Pertumbuhan ekonomi dalam triwulan II-2008 tumbuh diatas perkiraan banyak pihak.Menko Sri Mulyani menjelaskan bahwa terlepas dari perkembangan ekonomi global yang melambat dan diliputi ketidakpastian, perekonomian Indonesia mampu tumbuh dalam tingkat yang mengesankan. Laju pertumbuhan kuartal II-2008 itu menjadikan ekonomi Indonesia tumbuh lebih dari 6 persen selama 8 triwulan berturut-turut. Sektor nonmigas dimana sebagian besar masyarakat indonesia bergantung hidupnya tumbuh sekitar 7% sejak triwulan II-2006. Sedangkan pada triwulan II-2008, PDB Non-Migas tumbuh 6,9% sedikit lebih cepat dari triwulan I-2008 sebesar 6,8 persen.



“Prestasi maupun penurunan ekspor pada tahun ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk meningkatkan daya saing otomotif, dituntut memiiki fasilitas logistik dan interkonektifitas yang semakin baik,”.



Salah satu upaya peningkatan fasilitas logistik, yakni penyediaan Car Terminal di Tanjung Priok dan rencana pembukaan dry pot di wilayah yang sama.

Berdasarkan data BPS, kinerja ekspor otomotif termasuk komponen otomotif di Indonesia selama lima tahun (2004-2008) menunjukkan peningkatan. Pada 2004, tercatat sebesar US$909 juta atau naik tiga kali lipat menjadi US$2,73 miliar pada 2008, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 31 persen per tahun.

Namun, karena dampak krisis, pada periode Januari-Agustus 2009, kinerja ekspor hanya mencapai US$1,057 miliar atau menurun sebanyak 43,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.



Dalam rangka implementasi Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) yang berlaku pada 1 Juli 2008, peningkatan aktivitas ekspor impor serta investasi kedua negara meningkat secara signifikan .